Kategori Youtube Cara Dan Gaya
Pengolahan dengan Metode Stabilisasi
Metode ini dilakukan dengan mengurangi konsentrasi zat berbahaya di dalam limbah B3. Pada umumnya, metode stabilisasi dilakukan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan logam berat.
Simbol-simbol tertentu digunakan sebagai tanda atau informasi tentang sifat produk tersebut. Limbah B3 pun memiliki simbol-simbol tertentu, yaitu:
Contoh limbah B3 dapat menyebabkan berbagai bahaya termasuk pencemaran lingkungan hingga peningkatan emisi karbon. PNG LNG Indonesia bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi karbon.
Pengolahan Secara Biologi
Teknik pengelolaan limbah B3 ini dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Pada umumnya, metode ini digunakan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan senyawa organik berbahaya.
Limbah B3 Sumber Spesifik Khusus
Kategori limbah B3 yang satu ini menghasilkan limbah yang bersifat beracun dan berbahaya dengan jenis limbah khusus. Pengelolaan limbah B3 yang masuk dalam kategori ini pun mengguankan metode khusus. Contohnya, limbah laboratorium kimua, limbah pabrik elektronik, dan lainnya.
Korosif (C-Corrosive)
Limbah B3 yang memiliki sifat korosif biasanya bersifat asam dan memiliki kandungan pH sama atau kurang dari 2. Selain itu, limbah korosif juga bisa berifat basa dengan kandungan pH lebih dari 12,5. Jenis limbah yang satu ini bersifat merusak atau mampu menyebabkan luka bakar pada kulit.
Contoh limbah B3 korosif dapat berupa limbah baterai, aki, asam sulfat, dan lainnya.
Karakteristik lainnya dari limbah B3 adalah beracun atau dapat menimbulkan keracunan bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya termasuk bisa mencemari lingkungan. Contohnya berupa pestisida, detergen pakaian, pembersih lantai, dan lainnya.
Limbah B3 itu apa saja? Limbah B3 dapat dibedakan atau dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
Oops! Something went wrong
Please enable Javascript in your browser options or try another browser.
Proses produksi tertentu akan menghasilkan berbagai jenis bahan sisa/ sampah, termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mengetahui informasi lengkap tentang karakteristik hingga contoh limbah B3 dapat membuat Anda lebih berhati-hati dan teliti dalam pengolahan sampah.
Jika tidak dikenali dan dikelola dengan baik, jenis limbah ini bisa mencemari lingkungan hingga mengganggu kesehatan manusia. Langsung saja baca artikel tentang limbah B3 beserta contoh dan cara pengelolaannya melalui artikel di bawah ini!
Reaktif (R-Reactive)
Limbah B3 bersifat reaktif, artinya keadaannya tidak stabil dan dapat menyebabkan berbagai perubahan. Misalnya, perubahan warna, asap, gelembung gas, dan lainnya. Contoh limbah B3 yang rekatif adalah limbah sianida.
Infeksius (X-Infectious)
Karakteristik limbah B3 lainnya yang harus diperhatikan adalah infeksius. Artinya, limbah B3 memiliki kandungan mikroorganisme berbahaya terutama untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Limbah ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit tertentu.
Contoh limbah B3 yang memiliki sifat infeksius adalah limbah laboratorium (jarum suntik, pipet pasteur), limbah dari pembiakan organ, limbah sitotoksik, limbah patologi, dan lainnya.
Pengolahan Secara Fisika
Proses pengelolaan ini dilakukan dengan mengubah limbah menjadi bentuk padat yang tidak membahayakan. Caranya dengan menambah bahan pengikat tertentu.
Cara Pengolahan Limbah B3
Dampak negatif atau bahaya dari limbah B3 dapat tersebar dan merugikan banyak pihak termasuk lingkungan. Oleh karena itu, limbah B3 yang dihasilkan industri harus diolah dengan penanganan yang tepat.
Memangnya, bagaimana cara pengelolaan limbah tersebut? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa alternatif yang bisa dilakukan sebagai cara pengelolaan limbah B3, yaitu:
Limbah B3 Sumber Tidak Spesifik
Limbah yang termasuk dalam kategori ini tidak dapat diidentifikasi secara spesifik. Oleh karena itu, diperlukan pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat bahaya hingga jenisnya. Misalnya, limbah rumah tangga, limbah hasil pertanian, dan lainnya.